Arti dan Penyebab Osteoporosis
http://rullysbc.blogspot.com/2016/05/arti-dan-penyebab-osteoporosis.html
Arti, Gaya Hidup dan Penyebab Osteoporosis
Osteoporosis banyak dijumpai di seluruh dunia dan sampai saat ini masih merupakan masalah dalam kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang. Osteoporosis merupakan penyakit yang tidak dapat diketahui dalam waktu singkat (silent disease). Pada fase dini, osteoporosis tidak menunjukkan gejala sehingga klien tidak menyadari gangguan yang dialaminya hingga akhirnya menjadi parah dan banyak massa tulang yang hilang sehingga menyebabkan patah tulang.
Pembentukan tulang manusia dimulai pada saat masih janin dan umumnya akan bertumbuh dan berkembang terus sampai umur 30 sampai 35 tahun. Pertumbuhan tulang berhenti, dan tercapai puncak massa tulang. Puncak massa tulang belum tentu bagus, tapi diumur itulah tercapai puncak massa tulang. Pada usia 30 – 35 tahun, pertumbuhan tulang sudah selesai, disebut remodeling dimana modeling sudah selesai tinggal proses pergantian tulang yang sudah tua diganti dengan tulang yang baru yang masih muda. Secara alami setelah pembentukan tulang selesai, maka akan terjadi penurunan massa tulang. (Jaya,2009).
Berdasarkan hasil analisa data risiko osteoporosis pada tahun 2005-2006 yang telah dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Puslitbang Gizi dan Makanan Depkes yang bekerja sama dengan salah satu perusahaan nutrisis di 16 wilayah Indonesia. Prevalensi osteopenia (osteoporosis dini) di Indonesia sebesar 41,7%. Data ini berarati bahwa dua dari lima penduduk Indonesia memiliki resiko untuk terkena osteoporosis. Angka ini lebih tinggi dari prevalensi dunia, yakni satu dari tiga orang beresiko osteoporosis.
Hasil studi di dunia mengatakan bahwa satu diantara tiga wanita di atas usia 50 tahun dan satu diantara lima pria di atas 50 tahun menderita osteoporosis. Penderita osteoporosis di Eropa, Jepang dan Amerika sebanyak 75 juta penduduk, sedangkan China 84 juta penduduk. Dan ada 200 juta penderita osteoporosis di seluruh dunia. Serta hasil studi di indonesia yakni, Prevalensi osteoporosis untuk umur kurang dari 70 tahun untuk wanita sebanyak 18-36%, sedangkan pria sebanyak 20-27%, untuk umur di atas 70 tahun untuk wanita 53,6%, pria 38%. Lebih dari 50% keretakan osteoporosis pinggang di seluruh dunia kemungkinan terjadi di Asia pada 2050. Mereka yang terserang rata-rata berusia di atas 50 tahun. (Yayasan Osteoporosis Internasional).
Penyebab Osteoporosis
Penyebab osteoporosis dipengaruhi oleh berbagai faktor dan pada individu bersifat multifaktoral seperti gaya hidup tidak sehat, kurang gerak/tidak berolah raga serta pengetahuan mencegah osteoporosis yang kurang akibat kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari mulai anak-anak sampai dewasa, serta kurangnya asupan kalsium.
Beberapa faktor risiko yang memudahkan timbulnya osteoporosis antara lain faktor gaya hidup yakni asupan gizi yang tidak seimbang khususnya kurang kalsium dan vitamin D. Dengan bertambahnya usia harapan hidup, maka insiden terjadinya osteoporosis akan meningkat pula, di samping itu gaya hidup seperti aktivitas fisik, nutrisi rendah serat dan tinggi lemak, merokok serta mengkonsumsi alkohol akan menyebabkan meningkatnya insiden massa tulang yang rendah, sehingga ancaman terjadinya osteoporosis tidak hanya meningkat di masa tua tetapi juga bisa terjadi pada usia muda dan ini dapat berakhir dengan kecacatan.
Gaya Hidup Penyebab Osteoporosis
Pola kebiasaan yang berkaitan dengan gaya hidup klien osteoporosis yakni, kurang latihan fisik, pecandu minuman keras, pecandu kopi, diit kurang protein, kekurangan asupan kalsium, kekurangan paparan sinar matahari, pil KB, dan diit protein tinggi. (A. Raharti Bambang, 2003: 27).
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Eidman Iskandar (Instruktur senam osteoporosis) RS PMI Bogor dan dari hasil data yang diperoleh pada tanggal 27 Maret 2010, jumlah pasien dengan osteoporosis yang mendapatkan therapi non farmakologi dengan mengikuti senam yakni, pada tahun 2008 sebanyak 40 orang, tahun 2009 sebanyak 61 orang dan pada tahun 2010 sebanyak 41 orang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Eidman Iskandar (instruktur senam osteoporosis RS PMI Bogor). Menjelaskan bahwa penyebab penyakit osteoporosis adalah faktor usia, konsumsi obat-obatan yang mengandung kortikosteroid dalam jangka lama, gaya hidup yang kurang sehat, kurang asupan gizi, latihan fisik dan aktivitas, haid yang tak teratur serta kurangnya paparan sinar matahari. Bagi penderita osteoporosis, ada tiga lokasi yang rentan patah dan mudah rapuh yaitu tulang belakang, pergelangan tangan, dan tulang paha atas (daerah panggul). Mayoritas dari peserta senam osteoporosis dilatar belakangi dengan gaya hidup kurang sehat yang memicu terjadinya keropos tulang. Di Bogor, senam yang diperuntukkan bagi penderita osteoporosis baru ada di RS PMI Bogor. Sedangkan di rumah sakit lainnya adalah senam pencegahan osteoporosis. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Gambaran gaya hidup klien osteoporosis pada komunitas senam osteoporosis di RS PMI Bogor Tahun 2010.