KEISTIMEWAAN KEBUN RAYA BOGOR
http://rullysbc.blogspot.com/2015/11/keistimewaan-kebun-raya-bogor.html
LUAS KEBUN RAYA BOGOR
Obyek wisata ini cocok bagi Anda yang ingin berlibur bersama keluarga. Arealnya yang luas bisa untuk bermain dan bersantai sembari menghirup udara segar, sedangkan berbagai koleksi tumbuhan dan hewan awetan yang dimiliki oleh kebun raya ini merupakan sarana pendidikan yang menarik dan cocok bagi semua kalangan.
Memasuki gerbang utama Kebun Raya Bogor, Anda akan disambut oleh dua patung Ganesha yang melambangkan kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan dalam kepercayaan Hindu. Nah, dari pintu gerbang ini wisatawan dapat memilih beberapa rute untuk ditelusuri. Mengingat arealnya yang luas, sebaiknya Anda memilih untuk melewati beberapa rute saja, sehingga dapat lebih fokus menikmati kawasan yang Anda lalui. Terdapat empat rute jalan kaki sebagaimana ditulis di dalam buku Panduan Kebun Raya Bogor yang terbit tahun 1997.
Rute Perjalanan Di Kebun Raya Bogor
Rute Pertama dimulai dari gerbang utama. Rute ini dapat dilalui kereta anak dan kursi roda, sehingga bagi Anda yang membawa anak atau pengunjung yang menggunakan kursi roda dapat memilih rute ini. Dari pintu utama wisatawan akan memasuki jalan setapak sepanjang 450 meter dengan nama jalan kenari I. Nama ini diambil dari pohon-pohon kenari (Canarium commune) yang menghiasi bagian kanan-kiri jalan. Di perempatan pertama, wisatawan belok ke arah kiri, memasuki sebuah jalan setapak yang dilengkapi pergola (para-para peneduh dengan tanaman merambat). Di musim hujan, pergola tersebut akan semakin indah dengan bunga-bunga berwarna hijau yang mulai mekar.
Berjalan lurus dari jalur ini, wisatawan akan berjumpa dengan Laboratorium Treub yang khusus digunakan untuk penelitian fisiologi dan biokimia tumbuhan. Nama laboratorium ini diambil dari nama pendirinya, yakni Prof. Dr. Melchior Treub. Di sebelahnya berdiri bekas rumah direktur kebun raya pada jaman kolonial, yang dibangun pada 1884, bersamaan dengan pendirian Laboratorium Treub. Bekas rumah direktur kebun raya tersebut saat ini telah difungsikan sebagai rumah inap yang dapat disewa oleh masyarakat umum.
Di seberang rumah inap terdapat rimbunan tumbuhan yang salah satunya adalah maskot Kebun Raya Bogor, yaitu Amorphophallus titanum alias bunga bangkai. Bunga yang berasal dari Sumatra ini termasuk ke dalam suku talas-talasan (Araceae). Dalam bidang botani, bunga raksasa ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1878 oleh seorang ahli botani asal Italia bernama Beccari. Namun, baru 37 tahun kemudian, yakni tahun 1915, Kebun Raya Bogor mulai mengoleksi tanaman ini. Bunga bangkai memang istimewa. Bunga dengan tinggi hingga 2 meter ini hanya muncul dengan siklus antara 2-5 tahun. Selain identik dengan bau bangkainya yang menyengat, bunga ini memiliki warna-warni yang mempesona: paduan antara ungu lembayung, kuning, merah, dan hijau kekuning-kuningan.
Berjalan terus dari kompleks bunga bangkai, kemudian berbelok ke arah kanan, wisatawan akan sampai di ujung Jalan Kenari I. Dari tempat ini, para pelancong dapat menikmati pemandangan halaman belakang Istana Bogor, yang makin cantik dengan keberadaan kawanan rusa bertutul putih (Axis-axis) yang berkeliaran di padang rumput. Rusa-rusa ini merupakan hasil pengembangbiakan rusa-rusa yang dibawa Gubernur Jenderal Daendels dari perbatasan India dan Nepal.
Rute Kedua juga dimulai dari perempatan pertama Jalan Kenari I. Namun bedanya, jika rute pertama berbelok ke arah kiri, maka rute kedua berbelok ke arah kanan. Berjalan sekitar 20 meter dari perempatan tersebut, pengunjung akan sampai pada lokasi pohon kempas atau kayu raja (Koompassia excelsa). Pohon yang berasal dari Kalimantan ini adalah pohon raksasa dengan tinggi mencapai 50 meter dan diamater 1,5 meter. Usia pohon ini mencapai 85 tahun, dan dikenal sebagai pohon yang kuat, keras, dan berat.
Usai menikmati pemandangan pohon raksasa yang tinggi menjulang, pengunjung dapat beralih ke Blok II A dan Blok II C yang menyajikan tanaman-tanaman penghasil serat rami yang biasa digunakan untuk tali, tikar, dan jaring ikan. Belok kanan dari blok ini, pelancong akan disuguhi koleksi pandan yang tatanannya cukup indah. Setelah itu, pelancong akan melewati jembatan yang melintas di atas Sungai Ciliwung yang mengarah ke Kolam Victoria, di mana terdapat bunga teratai raksasa (Victoria amazonica) yang berasal dari hutan Amazon, Brazil. Teratai raksasa ini bergaris tengah antara 1-1,5 meter, sementara bunganya yang berwarna putih muncul seminggu sekali. Bunga tersebut cukup unik karena dalam tempo 2-3 hari berganti warna menjadi merah jambu.
Keunikan lainnya jika wisatawan melintasi rute dua adalah keberadaan pohon tertua di Kebun Raya Bogor, yakni pohon leci (Litchi chinensis). Pohon ini terletak di pinggir Kolam Gunting dan ditanam sekitar tahun 1823, atau sekitar 186 tahun yang lalu. Pohon yang dibawa dari Cina ini tumbuh dalam kondisi baik hingga saat ini. Namun, karena usianya yang terbilang tua, pohon leci tersebut tidak lagi berbuah.
Rute Ketiga mengikuti jalur rute kedua hingga areal Blok I. Dari Blok I, rute ketiga mengambil jalur lurus menuju Taman Meksiko. Di taman ini terdapat berbagai macam tanaman dari daerah kering di Amerika Latin. Dari Taman Meksiko wisatawan akan melewati jembatan gantung pertama menuju sebuah kawasan yang mirip dengan hutan. Di hutan ini ada tumbuhan paku-pakuan, tanaman rempah-rempah, hingga kayu ulin atau kayu besi (Eusideroxylon zwageri). Kayu ulin terkenal kuat dan mampu bertahan hingga 80 tahun. Tak heran jika kayu ini sering digunakan sebagai bahan untuk bantalan rel kereta api.
Selepas hutan, pengunjung akan melewati Kolam Victoria, kemudian menyeberangi Sungai Ciliwung melalui jembatan gantung kedua. Setelah melintasi Sungai Ciliwung, pelancong akan diperlihatkan koleksi sekitar 288 spesies palem yang dimiliki oleh kebun raya ini. Jumlah koleksi tersebut merupakan jumlah koleksi palem terbesar di dunia. Beberapa di antaranya adalah pohon aren dan lontar yang merupakan pohon penghasil gula. Selain itu, ada juga pohon kelapa dan kelapa sawit. Yang menarik, kelapa sawit yang ditanam di perkebunan-perkebunan di Asia Tenggara merupakan turunan dari koleksi pertama pohon sawit yang ditanam di Kebun Raya Bogor. Namun sayangnya, pohon sawit pertama tersebut telah mati pada 15 Oktober 1989.
Hal lain yang dapat dilihat di rute ketiga ini adalah pohon kalong atau pohon damar (Agathis dammara). Dinamakan pohon kalong karena pohon tersebut merupakan tempat berlindung kalong buah (Pteropus vampyrus) yang biasanya mencari makan pada malam hari. Hewan ini termasuk kelelawar besar dengan moncong mirip anjing dan rentang sayap mencapai 1,5 meter. Kalong buah biasanya mencari tempat berlindung di pohon-pohon yang tinggi, salah satunya pohon-pohon damar tersebut.
Rute Keempat adalah rute penjelajahan yang dimulai dari Cafe Botanicus, mengikuti jalan beraspal menuju ujung Jalan Astrid. Dari Jalan Astrid, wisatawan mengikuti jalan beraspal yang berada di sisi taman rumput. Di sekitar taman rumput terdapat anggrek macan yang menempel di sebatang pohon. Anggrek macan cukup istimewa karena memiliki panjang tangkai bunga antara 1-2 meter. Setiap tangkai biasanya memiliki lebih dari 100 bunga, sehingga dapat memantik kagum siapapun yang melihatnya. Bunga anggrek ini hanya berbunga setiap dua tahun sekali.
Usai menikmati bunga anggrek macan, wisatawan akan melintasi jembatan gantung. Namun, sebelum itu, Anda dapat menikmati pemandangan Jalan Kenari II yang di kanan-kirinya ditumbuhi pohon kenari. Uniknya, pohon-pohon kenari tersebut dililit oleh liana yang merupakan tanaman merambat dengan batang kayu rambat yang kuat. Liana ini juga dikenal dengan sebutan “pohon Tarzan”, karena dalam film Tarzan tanaman merambat ini digambarkan sebagai sarana Tarzan melompat dari satu pohon ke pohon lainnya.
Melewati jembatan gantung, pelancong akan sampai di makam Mbah Jepra yang dilingkupi dua pohon raksasa. Pohon pertama berjenis beringin (Ficus albipila) tetapi berkulit licin coklat-hijau. Beringin unik ini diduga merupakan spesimen satu-satunya di Indonesia. Sementara satu lagi adalah pohon meranti bunga (Shorea leprosula). Dua pohon raksasa ini ditanam sekitar tahun 1870. Usai menikmati lingkungan makam Mbah Jepra, pengunjung kemudian mengikuti jalan setapak menuju sisi lain dari halaman Istana Bogor. Di tempat ini, wisatawan dapat menonton rusa-rusa bertutul putih yang sedang merumput di halaman istana.
Selain memiliki koleksi ribuan tanaman dari dalam dan luar negeri, Kebun Raya Bogor juga merupakan habitat bagi beraneka jenis burung. Terdapat sekitar 50 jenis burung hidup dan berkembangbiak secara alami di tempat ini. Beberapa di antaranya adalah kepodang, walik kembang, kutilang, kowak, dan kuntul.
Tak hanya burung-burung yang hidup secara alami, Kebun Raya Bogor mengembangkan pula koleksi berupa replika binatang dan koleksi awetan binatang yang dipamerkan di Museum Zoologi. Museum ini misalnya memamerkan replika kerangka tulang ikan paus raksasa yang terdampar di perairan Indonesia. Di samping replika tiruan, Museum Zoologi juga memamerkan berbagai jenis binatang awetan, seperti serangga, reptil, unggas, cacing, hingga mamalia.
Tabel 1.1
Data pengunjung Kebun Raya Bogor Tahun 2012 – 2014
Data pengunjung Kebun Raya Bogor Tahun 2012 – 2014
Tahun
|
Pengunjung Domestik
|
Pengunjung Mancanegara
|
Total Pengunjung
|
2012
|
824.803
|
20.218
|
845.021
|
2013
|
899.573
|
27.695
|
927.268
|
2014
|
953.882
|
30.477
|
984.359
|
Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa jumlah total; pengunjung semakin meningkat sejak tahun 2012. Mayoritas pengunjung KRB tiap tahunnya adalah wisatawan domestik.
Masalah Di Kebun Raya Bogor
Masalah yang timbul di Kebun Raya Bogor antara lain adalah masih banyak sampah yang berserakan disekitar kebun raya, pohon tua yang rawan tumbang, populasi burung di KRB menipis, dan masih banyak lagi masalah-masalah yang harus diperhatikan oleh pihak Kebun Raya Bogor.
cocok nih jadi destinasi liburan akhir tahun selain wisata lembang
ReplyDelete